Muhasabah_Q Zone


Rabb..
Ketika hati ini mulai rubuh,
Engkaulah yang menjadi sandarannya.
Ketika hati ini mulai rapuh,
Engkaulah yang menjadi penyangganya.
Ketika hati ini mulai runtuh,
Engkaulah yang menjadi penopangnya.
Ketika hati ini mulai jenuh,
Engkau pula yang menjadi pelipurnya
.
Indahnya jika hati ini selalu merasa diawasi olehMu. Setiap masa ia
terjaga dari perilaku dosa. Setiap saat ia malu untuk berbuat maksiat.
Setiap waktu ia khawatir jika Pemiliknya cemburu. Ia juga takut jika
Pemiliknya marah dan meminta pertanggungjwabannya kelak.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya” (Al-Isra’[17]:36)
“Wahai
hati, siapa saja yang menghuni setiap bilikmu? Nama siapa saja yang
terukir di dinding-dindingmu? Benarkah hanya ada Dia? Atau sesak dengan
nama-nama lain sehingga tak ada lagi ruang untukNya? Rabb yang
menggenggammu… “
“Wahai hati, bagaimana suasana di dalammu?
Apakah ruang-ruangmu selalu terjaga kebersihannya? Nyamankah ia?
Tenteramkah ia? Sejukkah ia? Atau barangkali, ia malah kotor, berdebu,
kusam, gerah, sumpek, dan gelap? Ah, kalau begitu siapa yang betah
tinggal di situ?!”
“Wahai hati, bagaimana keadaanmu? Baik-baik
sajakah? Sehatkah? Atau jangan-jangan kau sedang sakit? Segeralah
berobat! Jangan sampai penyakit itu menggerogoti dirimu yang semakin
tak berdaya. Virus-virus apa saja yang telah menjangkitimu? Iri,
dengki, hasud, sombong, riya’? atau mungkin kau sedang terbuai dan
terlena dengan sesuatu bernama cinta? Cinta yang tidak pada tempatnya.
Cinta yang semakin menjauhkanmu dariNya, Pemilikmu!”
Frens fillah…
Manusia
terdiri atas tiga komponen. Hati (ruhiyah), akal (fikriyah), dan fisik
(jasadiyah). Hati menempati posisi sentral (puasat). Ia adalah raja,
sebagaimana kata Abu Hurairah ra, “hati adalah raja dan anggota badan
sebagai bala tentaranya. Bila rajanya baik, baik pula pasukannya dan
bila jahat, maka jahat pula pasukannya.”
Rasulullah SAW
bersabda, “ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging.
Bila ia baik maka baiklah seluruh badannya, dan bila buruk, maka
buruklah semuanya. Ia adalah hati.”
Hati adalah amanah yang
harus kita jaga kebersihannya, kita pelihara kemurniannya. Tapi satu
hal yang perlu diingat dan dicatat, bahwa satu-satunya yang berhak dan
mampu menyucikannya hanyalah Pemilik hati itu, Sang Penjaga hati.
Dialah Allah SWT Yang Menguasai hati dan Mengetahui segala isi hati.
Kesucian, kebersihan, dan kemurnian hati semata-mata adalah karunia dan
rahmat Allah SWT. Allahlah yang menganugerahkan hati-hati yang bersih,
menyucikan setiap jiwa, dan Dia pula yang membolak-balikkannya. Semua
itu adalah hakNya, iradahNya, KuasaNya! Kepada siapa hati-hati yang
bersih itu Dia berikan? Tentu saja kepada orang-orang yang
dikehendakiNya. Siapa orang-orang yang dikehendakinya itu? Dia adalah
yang berhak dan pantas mendapatkannya. Lalu, siapa yang berhak dan
pantas mendapatkannya? Yang berhaknya hanyalah orang –orang yang
menolong agamaNya, orang-orang yang bertaqorrub kepadaNya, orang-orang
mukmin yang bermujahadah untuk memperolehnya (hati yang bersih).
Bagaimana caranya? Tentu tidak mudah! Butuh usaha keras (mujahadah) dan
perjuangan, karena musuh terbesarnya adalah syaitan yang telah
mempersiapkan strategi-strategi jitu untuk menggodanya. Langkah-langkah
syaitan itulah yang nantinya akan memalingkan hati itu dari jalan Allah
SWT. Na’udzubillah…

0 komentar: